apa kabar sahabat blogger,, kali ini ane mau share tentang pendidikan, yaitu makalah filogeni,, ada yang tahu.. ??
langsung ajee simak gan...
smoga bermanfaat..
FILOGENI
Dalam biologi,
filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di
antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi
yang dianggap mendasarinya. Istilah "filogeni" dipinjam dari bahasa
Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuna yang berarti "asal-usul
suku, ras".
Filogeni
tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan
metode-metode
dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan
keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni
dipelajari pula anatomi
perbandingan dari berbagai organisme.
Filogeni pada
masa sekarang banyak menggunakan dukungan genetika
dan biologi molekuler. Sistematika
(klasifikasi) biologi juga banyak menggunakan masukan dari cabang ilmu ini.
1. Pengertian
Filogeni
Dalam biologi,
filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara
kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi
yang dianggap mendasarinya. Istilah “filogeni” dipinjam dari bahasa
Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuna yang berarti “asal-usul
suku, ras”.
Hubungan tersebut ditentukan
berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari
proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan
sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada
kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses
adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
Filogeni tidak sepenuhnya sama
dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan
metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai
untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di
dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.
2. Metode
Penyusunan Filogeni
a. Fenetik, Metode
penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan
tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks
keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam
pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang
sama.
b. Kladistik, Metode ini
muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil
jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai
tingkatan yang berbeda.
3.
Metode Identifikasi
a.
Morfologi.
Pendekatan morfologi berupa
deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya
berkembang, dan sebagainya.
b.
Biometri.
Pendekatan secara kuantitatif, yaitu
berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.
3. Teori rekapitulasi dari Haeckel
Di akhir abad ke-19, Ernst Haeckel
mencetuskan teori rekapitulasi (hukum biogenesis) yang diterima luas.
Prinsipnya yang terkenal adalah “ontogeni mencerminkan filogeni”. Dalam versi aslinya, embrio dianggap
mencerminkan bentuk dewasa organisme moyang evolusionernya. Versi ini sekarang
ditolak namun modifikasinya sekarang diterima luas. Dalam versi modern, banyak
dukungan bagi pernyataan “perkembangan embrio (ontogeni) mencerminkan bentuk
embrio moyang evolusionernya”. Donald Williamson mengembangkan tesis ini lebih
lanjut dengan menyatakan bahwa larva dan embrio menunjukkan perwujudan bentuk dewasa dari taksa yang lain
yang mengalami transfer melalui hibridisasi (teori transfer larva). (Wikipedia,
2011)
4.
Skandal Gambar Palsu
“[Gambar-gambar
Haeckel] ini tampaknya sedang menjadi salah satu pemalsuan paling terkenal
dalam biologi” (Science, 5 September 1997)
Apa yang biasa disebut sebagai “teori rekapitulasi” sudah sejak lama
dihapuskan dari tulisan-tulisan ilmiah. Anehnya, bahasan ini tetap saja
ditampilkan sebagai sebuah kebenaran ilmiah oleh sejumlah terbitan evolusionis.
Istilah “rekapitulasi” (yang berarti pengulangan kembali secara lebih singkat)
adalah ringkasan dari pernyataan “ontogeni merekapitulasi filogeni”, yang
diajukan oleh ahli biologi evolusi Jerman, Ernst Haeckel, di akhir abad
kesembilan belas.
Ontogeni adalah tahap-tahap
pertumbuhan embrio, sedangkan filogeni adalah hubungan kekerabatan hewan
menurut perjalanan evolusi yang biasa digambarkan dalam bentuk diagram pohon
beserta cabang- cabangnya. Teori Haeckel ini menyatakan bahwa embrio-embrio
makhluk hidup mengalami kembali proses evolusi yang dialami oleh nenek moyang
mereka, yang diduga ada. Ia berpendapat bahwa selama perkembangannya dalam
rahim sang ibu, embrio manusia awalnya memperlihatkan ciri seekor ikan, lalu
seekor reptil, dan akhirnya menyerupai seorang manusia. Telah lama dibuktikan
bahwa teori ini sama sekali palsu. Kini diketahui, insang” yang diyakini
terbentuk di tahap awal embrio manusia ternyata adalah bentuk-bentuk awal dari
saluran telinga bagian tengah, kelenjar timus dan paratiroid. Bagian embrio
yang diserupakan sebagai “kantung kuning telur” ternyata sebuah kantung yang
menghasilkan darah bagi bayi. Bagian yang dianggap sebagai “ekor” oleh Haeckel
dan para pengikutnya ternyata adalah tulang belakang, yang menyerupai ekor
hanya karena terbentuklebih dulu daripada kaki. Ini adalah fakta-fakta ilmiah
yang diakui luas kebenarannya di dunia ilmiah, dan diterima bahkan oleh
kalangan evolusionis sendiri. Dua pendukung neo-Darwinisme terkemuka, George
Gaylord Simpson dan W. Beck mengakui Haeckel salah menyatakan prinsip evolusi
yang dipakai. Sekarang dengan mantap telah dikukuhkan bahwa ontogeni
tidak mengulangi filogeni [Haeckel] menamakan ini sebagai hukum biogenetika,
dan gagasan ini kemudian secara luas disebut sebagai rekapitulasi. Faktanya,
hukum Haeckel yang tegas itu tak lama kemudian terbukti keliru. Misalnya,
embrio manusia tahap awal tidak pernah memiliki insang yang berfungsi seperti
ikan, dan tak pernah melewati tahapan-tahapan yang menyerupai kera atau reptile
dewasa.
5.
Melacak Filogeni
- Batuan sedimen merupakan sumber fosil yang paling kaya
- Usia fosil dapat diperkirakan dengan berbagai macam metode
- Catatan fosil merupakan rekaman sejarah yang penting
- Filogeni memiliki dasar biogeografi dalam pergesaran lempeng benua /continental drift
- Kepunahan diikuti oleh seleksi adaptiv yang species yang selamat
6.
Filogeni dan Sistematika
- Filo=phylon=suku,geni=genesis= asal mula.
- Taksonomi merupakan sistem klasifikasi berjenjang.
- Penetuan taksa monofiletik merupakan kunci pengelompokan organism.
- Teknik DNA dan biologi molekuler berperanan dalam ilmu sistematika.
- Imu taksonomi fenetikaàpenggolongan berdasar karakter yang sama.
- Taksonomi kladistikàclusteràkunci dikotomi sederhana.
- Menggunakan karakter morfologi atau molecular.
- Dapat menggunakan analisis statistika untuk pembanding.
7.
Embriologi Perbandingan dalam Perkembangan Makhluk Hidup
Embriologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang perkembangan embrio. Perkembangan embrio menunjukkan adanya
kesamaan pada fase-fase perkembangannya. Haeckel (1834–1919) mengemukakan Teori
Rekapitulasi yang kini menjadi skandal besar dalam perkembangan ilmu evolusi,
menyatakan bahwa suatu organisme atau individu dalam perkembangannya (ontogeni)
cenderung untuk merekapitulasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui
nenek moyangnya (filogeni). Filogeni adalah sejarah perkembangan organisme dari
filum paling sederhana hingga paling sempurna. Ontogeni adalah sejarah
perkembangan organisme dari zigot sampai dewasa. Ontogeni organisme merupakan
ulangan dari sejarah perkembangan evolusi atau dengan kata lain ontogeni
merupakan ulangan singkat dari filogeni. Dalam embriologi perbandingan terdapat
hubungan kekerabatan pada Vertebrata yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk
perkembangan yang dialami dari zigot sampai embrio. Makin banyak persamaan yang
dimiliki embrio-embrio menunjukkan makin dekatnya hubungan kekerabatan.
Gambar 2.
Perkembangan bermacam-macam embrio vertebrata
8.
Homologi Antar organ-organ pada Makhluk Hidup
Homologi adalah organ-organ yang
mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah strukturnya sehingga fungsinya
berbeda. Homologi digunakan sebagai petunjuk evolusi dengan membandingkan
asal-usul organ-organ makhluk hidup tersebut dari berbagai spesies. Contoh,
tangan manusia homolog dengan kaki depan kucing, kuda, buaya, dan vertebrata
lainnya, namun fungsi dari anggota depan masing-masing spesies tersebut
berbeda. Sebaliknya, organ-organ yang sama fungsinya tetapi memiliki asal-usul
yang berbeda disebut analog. Contoh, sayap burung analogdengan sayap serangga.
Macam-macam anggota gerak itu pada spesies-spesies tersebut mengalami
modifikasi yang adaptif.
9.
Pengaruh Penyebaran Geografis Makhluk Hidup
Letak geografis berpengaruh terhadap faktor-faktor utama yang menentukan
berbagai tipe atau karakteristik habitat tertentu. Iklim merupakan faktor utama
yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah
tersebut. Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan
mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut.
Pada dasarnya iklim tergantung pada
matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya sebagai intensitas cahaya yang
tersedia untuk proses fotosintesis tetapi juga temperatur pada umumnya.
Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu
daerah adalah kelembapan. Curah hujan yang banyak diperlukanuntuk mendukung
pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang sedikit membantu
komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, dan rumput.
Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya
daerah-daerah biografi. Daerahdaerah biografi menekankan terutama pada sejarah
evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka
berasal, bagaimana mereka menyebar, dan bagaimana distribusinya pada masa
sekarang dapat menjelaskan tentang sejarahnya pada masa lalu.
10.
Perkembangan Teori Evolusi
Walaupun telah banyak para ahli yang
mengemukakan tentang evolusi, namun Darwinlah yang dianggap sebagai orang yang
mencetak Teori Evolusi. Teori Evolusi didasarkan pada seleksi alam, dan
didukung dengan fakta-fakta yang merupakan pedoman bagi penyelidikan biologi.
Teori Evolusi yang diciptakan oleh Darwin dimulai dari ekspedisinya di
Kepulauan Galapagos pada tahun 1835. Kepulauan Galapagos terletak 900 km di
sebelah barat Pantai Ekuador, Amerika Selatan. Di pulau ini, Darwin meneliti
berbagai macam kura-kura dan burung finch (pipit). Burung-burung itu mempunyai
variasi bentuk dan ukuran paruh yang berbeda-beda. Burung ini mempunyai sifat
yang sama dengan burung-burung yang hidup di Ekuador, Amerika Selatan.
Dari hasil penelitiannya, ternyata
burung-burung finch di Kepulauan Galapagos beraneka ragam dalam bentuk tubuh,
besar kecilnya paruh, dan perilaku. Berdasarkan kesamaan sifat yang ada, Darwin
menduga burung finch di Galapagos berasal dari keturunan yang sama dengan
burung finch dari Amerika Selatan. Karena migrasi, burung tersebut berpindah ke
Kepulauan Galapagos yang mempunyai keadaan lingkungan berbeda dengan tempat
asalnya.
Pada lingkungan baru yang beraneka
ragam, dihasilkan 14 spesies burung finch yang dapat dibeda-bedakan menurut
ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan-perbedaan ini diduga ada hubungannya
dengan jenis makanan. Adapun jenis-jenis burung finch sebagai berikut.
- Burung finch dengan paruh tebal dan kuat merupakan pemakan biji-bijian yang terdapat di tanah. Burung finch jenis ini ditemukan sebanyak enam spesies.
- Burung finch dengan paruh lurus merupakan burung pengisap madu. Burung finch jenis ini mempunyai berbagai macam bentuk paruh yang berlainan yang dipengaruhi dari pohon-pohon penghasil madu.
- Burung finch dengan paruh tebal, lurus, dan berlidah pendek merupakan burung pematuk dalam mencari mangsa. Burung- burung tersebut serupa tetapi masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda.
Darwin, dalam membentuk pendapatnya
tentang timbulnya spesies banyak dipengaruhi oleh isi buku Charles Lyell
(Inggris, 1797–1875) dalam bukunya yang berjudul Principles of Geology,
dan Thomas Robert Maltus (Inggris, 1766–1834) dalam bukunya yang berjudul, An
Essay on The Principle of Population. Kedua pendapat tersebut memengaruhi
anggapan Darwin dalam mencari jawaban tentang terbentuknya makhluk hidup
sekarang.
Di alam, individu yang tidak sesuai
dan tidak mampu beradaptasi akan punah dan hanya individu yang sesuai yang
menghasilkan generasi selanjutnya. Seleksi alam telah berperan terhadap
munculnya penyimpangan-penyimpangan atau perubahan- perubahan pada makhluk
hidup. Darwin mengumpulkan faktafakta yang berguna untuk memperkukuh teorinya.
Kumpulan semua hasil studinya disusun ke dalam sebuah buku yang berjudul On
the Origin of Species by Means of Natural Selection (Timbulnya Spesies Baru
Melalui Seleksi Alam) pada tahun 1859. Buku ini memuat dua teori sebagai
berikut.
- Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau.
- Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Para ahli ilmu pengetahuan ada yang
sependapat dengan teori ini, dan ada pula yang menolak kedua teori Darwin
tersebut. Berbeda dengan pendapat Lamarck yang juga mengemukakan Teori Evolusi,
bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu individu disebabkan oleh
pengaruh lingkungan. Lamarck berpendapat bahwa organ-organ yang terlatih dan
sering digunakan akan berkembang dan membesar. Sebaliknya, jika tidak sering
digunakan akan mengecil dan mereduksi, akhirnya lenyap. Silang pendapat antara
Lamarck dan Darwin di antaranya mengenai jerapah berleher panjang dan berleher
pendek. Menurut Lamarck, jerapah yang berleher panjang pada mulanya berasal
dari jerapah yang berleher pendek, tetapi karena harusmencapai daun-daun dari
pohon yang tinggi maka lehernya tumbuh menjadi agak panjang. Sifat leher
panjang ini diturunkan pada generasi berikutnya, sehingga dari generasi ke
generasi, jerapah memiliki leher panjang.
Darwin tidak sependapat, menurutnya
nenek moyang jerapah terdiri atas individu yang berleher panjang dan pendek.
Jerapah yang berleher panjang mudah memperoleh makanan sehingga dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adapun jerapah yang berleher pendek punah
karena tidak mampu mempertahanan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian,
evolusi terjadi melalui seleksi alam terhadap populasi jerapah.
Teori Lamarck menekankan peranan
lingkungan terhadap terbentuknya perubahan-perubahan pada suatu individu,
tetapi sifat-sifat tersebut tidak dapat diturunkan.
Percobaan August Wismann (1834–1914)
membuktikan pada pemotongan ekor tikus sampai pada 20 generasi, ternyata
generasi ke-21 tetap memiliki ekor seperti generasi sebelumnya. Menurut
Wismann, evolusi menyangkut tentang cara diwariskannya gen-gen melalui sel-sel
kelamin, misalnya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor
genetika.
Dalam
biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai
hubungan di antara kelompok-kelompok organisme atau ilmu yang mempelajari
hubungan kekerabatan suatu organisme dengan organisme lainnya, yang dikaitkan
dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah "filogeni"
dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata
bahasa Yunani Kuna yang berarti "asal-usul suku, ras".
Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi
hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan
penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang
berangsur-angsur dari suatuorganisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan
tempat. Jadi evolusi sendirimerupakan proses adaptasi dari suatu organisme
terhadap lingkungannya.
Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika
(sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep
yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan
keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni
dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.
ubungan
tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat
diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi
sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari
suatuorganisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi
sendirimerupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika
(sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep
yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan
keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni
dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.
Metode
Penyusunan Filogeni
1. Fenetik, Metode
penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan
tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks
keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam
pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang
sama.
2. Kladistik, Metode ini
muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil
jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai
tingkatan yang berbeda
Metode
Identifikasi
1.
Morfologi. Pendekatan morfologi berupa
deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya
berkembang, dan sebagainya.
2.
Biometri. Pendekatan secara kuantitatif, yaitu
berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme
Filogeni di masa sekarang banyak
menggunakan dukungan genetika dan biologi molekuler. Sistematika (klasifikasi)
biologi juga banyak menggunakan masukan dari cabang ilmu ini.
Melacak Filogeni
Pernyataan evolusionis adalah bahwa setiap spesies di
bumi berasal dari satu nenek moyang yang sama melalui perubahan sedikit demi
sedikit. Dengan kata lain, teori ini menganggap kehidupan sebagai sebuah
peristiwa yang berkelanjutan, tanpa ada pengelompokan tetap atau yang telah
ditentukan sebelumnya. Akan tetapi, pengamatan di alam dengan jelas tidak
mengungkap gambaran berkelanjutan semacam itu. Apa yang muncul dari dunia
kehidupan adalah bahwa bentuk kehidupan benar-benar terpisah dalam
kelompok-kelompok yang benar-benar berbeda. Robert Carrol, seorang evolusionis
yang berpengaruh, mengakui kenyataan ini dalam bukunya Patterns and
Processes of Vertebrate Evolution (Pola dan Proses Evolusi Vertebrata).
Walaupun jumlah spesies yang hidup di bumi saat ini hampir
tidak bisa dibayangkan, mereka tidak membentuk sebuah rantai dengan sambungan
yang hampir tidak bisa dibedakan. Malahan, hampir semua spesies bisa dikenali
sebagai anggota kelompok-kelompok besar yang sangat berbeda dan terbatas
jumlahnya, sangat sedikit yang menggambarkan bentuk atau cara hidup peralihan.
Oleh karena itu, evolusionis beranggapan bahwa bentuk
kehidupan “peralihan” yang menjadi penghubung antar makhluk hidup pernah hidup
di masa lalu. Inilah sebabnya mengapa disadari bahwa ilmu pengetahuan dasar
yang bisa memecahkan persoalan ini adalah paleontologi, ilmu yang mempelajari
fosil-fosil. Evolusi dikatakan sebagai sebuah proses yang terjadi di masa lalu,
dan satu-satunya sumber ilmiah yang bisa memberi kita informasi tentang sejarah
kehidupan hanyalah penemuan fosil. Berkenaan dengan hal ini, ahli paleontologi
Perancis, Pierre-Paul Grasse, berkata:
Para Naturalis harus ingat bahwa proses evolusi hanya
terungkap melalui bentukan fosil… hanya paleontologi yang bisa
menyediakan bukti evolusi bagi mereka dan mengungkap tata cara atau jalannya.
Supaya temuan fosil bisa
memperjelas persoalan ini, kita hendaknya membandingkan hipotesis teori evolusi
dengan temuan-temuan fosil.
Menurut teori evolusi, setiap spesies muncul dari satu
pendahulu. Satu spesies yang telah ada sebelumnya berubah menjadi spesies lain
sejalan dengan waktu, dan semua spesies telah mewujud dengan cara ini. Menurut
teori ini, perubahan bentuk ini berlangsung secara bertahap selama jutaan
tahun.
Jika demikian kejadiannya, maka seharusnya telah hidup
spesies peralihan yang tak terhitung jumlahnya selama masa panjang ketika
perubahan bentuk ini dianggap sedang berlangsung. Sebagai contoh, seharusnya
telah hidup di masa lalu makhluk setengah ikan-setengah reptilia yang yang
telah memperoleh beberapa ciri reptilia sebagai tambahan atas ciri ikan yang
telah mereka miliki. Atau seharusnya telah hidup makhluk reptilia-burung, yang
telah memperoleh ciri burung sebagai tambahan atas ciri reptilia yang telah
mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk khayalan ini, yang mereka percaya
pernah hidup di masa lampau, sebagai “bentuk-bentuk peralihan.”
Jika hewan semacam itu benar-benar ada, seharusnya
terdapat jutaan, bahkan milyaran, dari mereka. Lebih penting lagi, sisa-sisa
dari makhluk khayalan ini seharusnya ada dalam rekaman fosil. Jumlah bentuk
peralihan ini seharusnya lebih besar daripada spesies yang ada, dan sisa-sisa
mereka seharusnya ditemukan di seluruh penjuru dunia. Dalam The Origin of
Species, Darwin menerima kenyataan ini dan menjelaskan:
Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat
jenis-jenis peralihan yang tak terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua
spesies dari kelompok yang sama… Sudah tentu bukti keberadaan mereka di masa
lalu hanya dapat ditemukan pada peninggalan fosil.”39 Bahkan Darwin
sendiri menyadari ketiadaan bentuk-bentuk peralihan tersebut. Ia berharap
mereka akan ditemukan di masa mendatang. Di balik harapan besarnya, ia sadar
bahwa ketiadaan bentuk peralihan ini adalah rintangan utama bagi teorinya.
Itulah mengapa dalam buku The Origin of Species, pada bab “Difficulties
of The Theory” ia menulis:… Mengapa, jika suatu spesies memang berasal dari
spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, kita tidak melihat
sejumlah besar bentuk peralihan di manapun? Mengapa semua makhluk tidak dalam
keadaan [pengelompokan yang] membingungkan, tetapi justru seperti yang kita
lihat, spesies berada dalam bentuk-bentuk tertentu yang jelas?...Tetapi menurut
teori ini bentuk peralihan yang tak terhitung jumlahnya seharusnya ada, mengapa
kita tak menemukan mereka dalam jumlah yang tak terhitung terkubur dalam kerak
bumi?... Dan pada daerah peralihan, yang memiliki lingkungan hidup peralihan,
mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan yang saling
berhubungan erat? Permasalahan ini, telah lama, sangat membingungkan.
Satu-satunya penjelasan yang dapat diajukan Darwin
untuk menghadapi keberatan ini adalah bahwa temuan fosil saat ini belum lengkap. Ia menyatakan bahwa ketika temuan fosil telah dipelajari secara teliti, mata rantai yang hilang akan
ditemukan. Para ahli
paleontologi evolusi telah menggali fosil-fosil dan mencari mata rantai yang
hilang ini diseluruh dunia sejak pertengahan abad ke-19. Semua fosil
yang ditemukan dalam penggalian menunjukkan bahwa kehidupan muncul di bumi
secara tiba-tiba dan dalam bentuk lengkap.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar