Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 21 Juli 2013

resume filogeni



apa kabar sahabat blogger,, kali ini ane mau share tentang pendidikan, yaitu makalah filogeni,, ada yang tahu.. ??
langsung ajee simak gan...
smoga bermanfaat..

FILOGENI
Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah "filogeni" dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuna yang berarti "asal-usul suku, ras".
Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.
Filogeni pada masa sekarang banyak menggunakan dukungan genetika dan biologi molekuler. Sistematika (klasifikasi) biologi juga banyak menggunakan masukan dari cabang ilmu ini.
1.      Pengertian Filogeni
Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah “filogeni” dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuna yang berarti “asal-usul suku, ras”.
Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.
Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.
2.   Metode Penyusunan Filogeni
a. Fenetik, Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang sama.
b. Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.
3.   Metode Identifikasi
a.       Morfologi.
Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.
b.      Biometri.
Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.
3.    Teori rekapitulasi dari Haeckel
Di akhir abad ke-19, Ernst Haeckel mencetuskan teori rekapitulasi (hukum biogenesis) yang diterima luas. Prinsipnya yang terkenal adalah “ontogeni mencerminkan filogeni”. Dalam versi aslinya, embrio dianggap mencerminkan bentuk dewasa organisme moyang evolusionernya. Versi ini sekarang ditolak namun modifikasinya sekarang diterima luas. Dalam versi modern, banyak dukungan bagi pernyataan “perkembangan embrio (ontogeni) mencerminkan bentuk embrio moyang evolusionernya”. Donald Williamson mengembangkan tesis ini lebih lanjut dengan menyatakan bahwa larva dan embrio menunjukkan perwujudan bentuk dewasa dari taksa yang lain yang mengalami transfer melalui hibridisasi (teori transfer larva). (Wikipedia, 2011)
 4.    Skandal Gambar Palsu
“[Gambar-gambar Haeckel] ini tampaknya sedang menjadi salah satu pemalsuan paling terkenal dalam biologi” (Science, 5 September 1997)

Apa yang biasa disebut sebagai “teori rekapitulasi” sudah sejak lama dihapuskan dari tulisan-tulisan ilmiah. Anehnya, bahasan ini tetap saja ditampilkan sebagai sebuah kebenaran ilmiah oleh sejumlah terbitan evolusionis. Istilah “rekapitulasi” (yang berarti pengulangan kembali secara lebih singkat) adalah ringkasan dari pernyataan “ontogeni merekapitulasi filogeni”, yang diajukan oleh ahli biologi evolusi Jerman, Ernst Haeckel, di akhir abad kesembilan belas.
Ontogeni adalah tahap-tahap pertumbuhan embrio, sedangkan filogeni adalah hubungan kekerabatan hewan menurut perjalanan evolusi yang biasa digambarkan dalam bentuk diagram pohon beserta cabang- cabangnya. Teori Haeckel ini menyatakan bahwa embrio-embrio makhluk hidup mengalami kembali proses evolusi yang dialami oleh nenek moyang mereka, yang diduga ada. Ia berpendapat bahwa selama perkembangannya dalam rahim sang ibu, embrio manusia awalnya memperlihatkan ciri seekor ikan, lalu seekor reptil, dan akhirnya menyerupai seorang manusia. Telah lama dibuktikan bahwa teori ini sama sekali palsu. Kini diketahui, insang” yang diyakini terbentuk di tahap awal embrio manusia ternyata adalah bentuk-bentuk awal dari saluran telinga bagian tengah, kelenjar timus dan paratiroid. Bagian embrio yang diserupakan sebagai “kantung kuning telur” ternyata sebuah kantung yang menghasilkan darah bagi bayi. Bagian yang dianggap sebagai “ekor” oleh Haeckel dan para pengikutnya ternyata adalah tulang belakang, yang menyerupai ekor hanya karena terbentuklebih dulu daripada kaki. Ini adalah fakta-fakta ilmiah yang diakui luas kebenarannya di dunia ilmiah, dan diterima bahkan oleh kalangan evolusionis sendiri. Dua pendukung neo-Darwinisme terkemuka, George Gaylord Simpson dan W. Beck mengakui Haeckel salah menyatakan prinsip evolusi yang dipakai. Sekarang dengan  mantap telah dikukuhkan bahwa ontogeni tidak mengulangi filogeni [Haeckel] menamakan ini sebagai hukum biogenetika, dan gagasan ini kemudian secara luas disebut sebagai rekapitulasi. Faktanya, hukum Haeckel yang tegas itu tak lama kemudian terbukti keliru. Misalnya, embrio manusia tahap awal tidak pernah memiliki insang yang berfungsi seperti ikan, dan tak pernah melewati tahapan-tahapan yang menyerupai kera atau reptile dewasa.
5.    Melacak Filogeni
  • Batuan sedimen  merupakan sumber fosil yang paling kaya
  • Usia fosil dapat diperkirakan dengan berbagai macam metode
  • Catatan fosil merupakan rekaman sejarah yang penting
  • Filogeni memiliki dasar biogeografi dalam pergesaran lempeng benua /continental drift
    • Kepunahan diikuti oleh seleksi adaptiv yang species yang selamat
6.    Filogeni dan Sistematika
  • Filo=phylon=suku,geni=genesis=  asal mula.
  • Taksonomi merupakan sistem klasifikasi berjenjang.
  • Penetuan taksa monofiletik merupakan kunci pengelompokan organism.
  • Teknik DNA dan biologi molekuler berperanan dalam ilmu sistematika.
  • Imu taksonomi fenetikaàpenggolongan berdasar karakter yang sama.
  • Taksonomi kladistikàclusteràkunci dikotomi sederhana.
  • Menggunakan karakter morfologi atau molecular.
  • Dapat menggunakan analisis statistika untuk pembanding.
7.    Embriologi Perbandingan dalam Perkembangan Makhluk Hidup
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio. Perkembangan embrio menunjukkan adanya kesamaan pada fase-fase perkembangannya. Haeckel (1834–1919) mengemukakan Teori Rekapitulasi yang kini menjadi skandal besar dalam perkembangan ilmu evolusi, menyatakan bahwa suatu organisme atau individu dalam perkembangannya (ontogeni) cenderung untuk merekapitulasi tahap-tahap perkembangan yang telah dilalui nenek moyangnya (filogeni). Filogeni adalah sejarah perkembangan organisme dari filum paling sederhana hingga paling sempurna. Ontogeni adalah sejarah perkembangan organisme dari zigot sampai dewasa. Ontogeni organisme merupakan ulangan dari sejarah perkembangan evolusi atau dengan kata lain ontogeni merupakan ulangan singkat dari filogeni. Dalam embriologi perbandingan terdapat hubungan kekerabatan pada Vertebrata yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot sampai embrio. Makin banyak persamaan yang dimiliki embrio-embrio menunjukkan makin dekatnya hubungan kekerabatan.

Gambar 2. Perkembangan bermacam-macam embrio vertebrata
8.    Homologi Antar organ-organ pada Makhluk Hidup

Homologi adalah organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian berubah strukturnya sehingga fungsinya berbeda. Homologi digunakan sebagai petunjuk evolusi dengan membandingkan asal-usul organ-organ makhluk hidup tersebut dari berbagai spesies. Contoh, tangan manusia homolog dengan kaki depan kucing, kuda, buaya, dan vertebrata lainnya, namun fungsi dari anggota depan masing-masing spesies tersebut berbeda. Sebaliknya, organ-organ yang sama fungsinya tetapi memiliki asal-usul yang berbeda disebut analog. Contoh, sayap burung analogdengan sayap serangga. Macam-macam anggota gerak itu pada spesies-spesies tersebut mengalami modifikasi yang adaptif.
9.    Pengaruh Penyebaran Geografis Makhluk Hidup
Letak geografis berpengaruh terhadap faktor-faktor utama yang menentukan berbagai tipe atau karakteristik habitat tertentu. Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut.
Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya sebagai intensitas cahaya yang tersedia untuk proses fotosintesis tetapi juga temperatur pada umumnya. Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah adalah kelembapan. Curah hujan yang banyak diperlukanuntuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang sedikit membantu komunitas yang didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, dan rumput.  Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah biografi. Daerahdaerah biografi menekankan terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok organisme. Dari mana mereka berasal, bagaimana mereka menyebar, dan bagaimana distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan tentang sejarahnya pada masa lalu.
10.      Perkembangan Teori Evolusi
Walaupun telah banyak para ahli yang mengemukakan tentang evolusi, namun Darwinlah yang dianggap sebagai orang yang mencetak Teori Evolusi. Teori Evolusi didasarkan pada seleksi alam, dan didukung dengan fakta-fakta yang merupakan pedoman bagi penyelidikan biologi. Teori Evolusi yang diciptakan oleh Darwin dimulai dari ekspedisinya di Kepulauan Galapagos pada tahun 1835. Kepulauan Galapagos terletak 900 km di sebelah barat Pantai Ekuador, Amerika Selatan. Di pulau ini, Darwin meneliti berbagai macam kura-kura dan burung finch (pipit). Burung-burung itu mempunyai variasi bentuk dan ukuran paruh yang berbeda-beda. Burung ini mempunyai sifat yang sama dengan burung-burung yang hidup di Ekuador, Amerika Selatan.
Dari hasil penelitiannya, ternyata burung-burung finch di Kepulauan Galapagos beraneka ragam dalam bentuk tubuh, besar kecilnya paruh, dan perilaku. Berdasarkan kesamaan sifat yang ada, Darwin menduga burung finch di Galapagos berasal dari keturunan yang sama dengan burung finch dari Amerika Selatan. Karena migrasi, burung tersebut berpindah ke Kepulauan Galapagos yang mempunyai keadaan lingkungan berbeda dengan tempat asalnya.
Pada lingkungan baru yang beraneka ragam, dihasilkan 14 spesies burung finch yang dapat dibeda-bedakan menurut ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan-perbedaan ini diduga ada hubungannya dengan jenis makanan. Adapun jenis-jenis burung finch sebagai berikut.
  1. Burung finch dengan paruh tebal dan kuat merupakan pemakan biji-bijian yang terdapat di tanah. Burung finch jenis ini ditemukan sebanyak enam spesies.
  2.  Burung finch dengan paruh lurus merupakan burung pengisap madu. Burung finch jenis ini mempunyai berbagai macam bentuk paruh yang berlainan yang dipengaruhi dari pohon-pohon penghasil madu.
  3. Burung finch dengan paruh tebal, lurus, dan berlidah pendek merupakan burung pematuk dalam mencari mangsa. Burung- burung tersebut serupa tetapi masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda.
Darwin, dalam membentuk pendapatnya tentang timbulnya spesies banyak dipengaruhi oleh isi buku Charles Lyell (Inggris, 1797–1875) dalam bukunya yang berjudul Principles of Geology, dan Thomas Robert Maltus (Inggris, 1766–1834) dalam bukunya yang berjudul, An Essay on The Principle of Population. Kedua pendapat tersebut memengaruhi anggapan Darwin dalam mencari jawaban tentang terbentuknya makhluk hidup sekarang.
Di alam, individu yang tidak sesuai dan tidak mampu beradaptasi akan punah dan hanya individu yang sesuai yang menghasilkan generasi selanjutnya. Seleksi alam telah berperan terhadap munculnya penyimpangan-penyimpangan atau perubahan- perubahan pada makhluk hidup. Darwin mengumpulkan faktafakta yang berguna untuk memperkukuh teorinya. Kumpulan semua hasil studinya disusun ke dalam sebuah buku yang berjudul On the Origin of Species by Means of Natural Selection (Timbulnya Spesies Baru Melalui Seleksi Alam) pada tahun 1859. Buku ini memuat dua teori sebagai berikut.
  1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau.
  2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Para ahli ilmu pengetahuan ada yang sependapat dengan teori ini, dan ada pula yang menolak kedua teori Darwin tersebut. Berbeda dengan pendapat Lamarck yang juga mengemukakan Teori Evolusi, bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu individu disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Lamarck berpendapat bahwa organ-organ yang terlatih dan sering digunakan akan berkembang dan membesar. Sebaliknya, jika tidak sering digunakan akan mengecil dan mereduksi, akhirnya lenyap. Silang pendapat antara Lamarck dan Darwin di antaranya mengenai jerapah berleher panjang dan berleher pendek. Menurut Lamarck, jerapah yang berleher panjang pada mulanya berasal dari jerapah yang berleher pendek, tetapi karena harusmencapai daun-daun dari pohon yang tinggi maka lehernya tumbuh menjadi agak panjang. Sifat leher panjang ini diturunkan pada generasi berikutnya, sehingga dari generasi ke generasi, jerapah memiliki leher panjang.
Darwin tidak sependapat, menurutnya nenek moyang jerapah terdiri atas individu yang berleher panjang dan pendek. Jerapah yang berleher panjang mudah memperoleh makanan sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adapun jerapah yang berleher pendek punah karena tidak mampu mempertahanan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian, evolusi terjadi melalui seleksi alam terhadap populasi jerapah.
Teori Lamarck menekankan peranan lingkungan terhadap terbentuknya perubahan-perubahan pada suatu individu, tetapi sifat-sifat tersebut tidak dapat diturunkan.
Percobaan August Wismann (1834–1914) membuktikan pada pemotongan ekor tikus sampai pada 20 generasi, ternyata generasi ke-21 tetap memiliki ekor seperti generasi sebelumnya. Menurut Wismann, evolusi menyangkut tentang cara diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin, misalnya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.
Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme atau ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme dengan organisme lainnya, yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Istilah "filogeni" dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari gabungan kata bahasa Yunani Kuna yang berarti "asal-usul suku, ras".

Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatuorganisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendirimerupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.

Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.
ubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatuorganisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendirimerupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya.

Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari berbagai organisme.

Metode Penyusunan Filogeni

1. Fenetik, Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan yang sama.

2. Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda

Metode Identifikasi
1.      Morfologi. Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.
2.      Biometri. Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme
Filogeni di masa sekarang banyak menggunakan dukungan genetika dan biologi molekuler. Sistematika (klasifikasi) biologi juga banyak menggunakan masukan dari cabang ilmu ini.
Melacak Filogeni
Pernyataan evolusionis adalah bahwa setiap spesies di bumi berasal dari satu nenek moyang yang sama melalui perubahan sedikit demi sedikit. Dengan kata lain, teori ini menganggap kehidupan sebagai sebuah peristiwa yang berkelanjutan, tanpa ada pengelompokan tetap atau yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi, pengamatan di alam dengan jelas tidak mengungkap gambaran berkelanjutan semacam itu. Apa yang muncul dari dunia kehidupan adalah bahwa bentuk kehidupan benar-benar terpisah dalam kelompok-kelompok yang benar-benar berbeda. Robert Carrol, seorang evolusionis yang berpengaruh, mengakui kenyataan ini dalam bukunya Patterns and Processes of Vertebrate Evolution (Pola dan Proses Evolusi Vertebrata).
Walaupun jumlah spesies yang hidup di bumi saat ini hampir tidak bisa dibayangkan, mereka tidak membentuk sebuah rantai dengan sambungan yang hampir tidak bisa dibedakan. Malahan, hampir semua spesies bisa dikenali sebagai anggota kelompok-kelompok besar yang sangat berbeda dan terbatas jumlahnya, sangat sedikit yang menggambarkan bentuk atau cara hidup peralihan.
Oleh karena itu, evolusionis beranggapan bahwa bentuk kehidupan “peralihan” yang menjadi penghubung antar makhluk hidup pernah hidup di masa lalu. Inilah sebabnya mengapa disadari bahwa ilmu pengetahuan dasar yang bisa memecahkan persoalan ini adalah paleontologi, ilmu yang mempelajari fosil-fosil. Evolusi dikatakan sebagai sebuah proses yang terjadi di masa lalu, dan satu-satunya sumber ilmiah yang bisa memberi kita informasi tentang sejarah kehidupan hanyalah penemuan fosil. Berkenaan dengan hal ini, ahli paleontologi Perancis, Pierre-Paul Grasse, berkata:
Para Naturalis harus ingat bahwa proses evolusi hanya terungkap melalui bentukan fosil… hanya paleontologi yang bisa menyediakan bukti evolusi bagi mereka dan mengungkap tata cara atau jalannya. Supaya temuan fosil bisa memperjelas persoalan ini, kita hendaknya membandingkan hipotesis teori evolusi dengan temuan-temuan fosil.
Menurut teori evolusi, setiap spesies muncul dari satu pendahulu. Satu spesies yang telah ada sebelumnya berubah menjadi spesies lain sejalan dengan waktu, dan semua spesies telah mewujud dengan cara ini. Menurut teori ini, perubahan bentuk ini berlangsung secara bertahap selama jutaan tahun.
Jika demikian kejadiannya, maka seharusnya telah hidup spesies peralihan yang tak terhitung jumlahnya selama masa panjang ketika perubahan bentuk ini dianggap sedang berlangsung. Sebagai contoh, seharusnya telah hidup di masa lalu makhluk setengah ikan-setengah reptilia yang yang telah memperoleh beberapa ciri reptilia sebagai tambahan atas ciri ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya telah hidup makhluk reptilia-burung, yang telah memperoleh ciri burung sebagai tambahan atas ciri reptilia yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk khayalan ini, yang mereka percaya pernah hidup di masa lampau, sebagai “bentuk-bentuk peralihan.”
Jika hewan semacam itu benar-benar ada, seharusnya terdapat jutaan, bahkan milyaran, dari mereka. Lebih penting lagi, sisa-sisa dari makhluk khayalan ini seharusnya ada dalam rekaman fosil. Jumlah bentuk peralihan ini seharusnya lebih besar daripada spesies yang ada, dan sisa-sisa mereka seharusnya ditemukan di seluruh penjuru dunia. Dalam The Origin of Species, Darwin menerima kenyataan ini dan menjelaskan:
Jika teori saya benar, pasti pernah terdapat jenis-jenis peralihan yang tak terhitung jumlahnya, yang mengaitkan semua spesies dari kelompok yang sama… Sudah tentu bukti keberadaan mereka di masa lalu hanya dapat ditemukan pada peninggalan fosil.”39 Bahkan Darwin sendiri menyadari ketiadaan bentuk-bentuk peralihan tersebut. Ia berharap mereka akan ditemukan di masa mendatang. Di balik harapan besarnya, ia sadar bahwa ketiadaan bentuk peralihan ini adalah rintangan utama bagi teorinya. Itulah mengapa dalam buku The Origin of Species, pada bab “Difficulties of The Theory” ia menulis:… Mengapa, jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, kita tidak melihat sejumlah besar bentuk peralihan di manapun? Mengapa semua makhluk tidak dalam keadaan [pengelompokan yang] membingungkan, tetapi justru seperti yang kita lihat, spesies berada dalam bentuk-bentuk tertentu yang jelas?...Tetapi menurut teori ini bentuk peralihan yang tak terhitung jumlahnya seharusnya ada, mengapa kita tak menemukan mereka dalam jumlah yang tak terhitung terkubur dalam kerak bumi?... Dan pada daerah peralihan, yang memiliki lingkungan hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan yang saling berhubungan erat? Permasalahan ini, telah lama, sangat membingungkan.
Satu-satunya penjelasan yang dapat diajukan Darwin untuk menghadapi keberatan ini adalah bahwa temuan fosil saat ini belum lengkap. Ia menyatakan bahwa ketika temuan fosil telah dipelajari secara teliti, mata rantai yang hilang akan ditemukan. Para ahli paleontologi evolusi telah menggali fosil-fosil dan mencari mata rantai yang hilang ini diseluruh dunia sejak pertengahan abad ke-19. Semua fosil yang ditemukan dalam penggalian menunjukkan bahwa kehidupan muncul di bumi secara tiba-tiba dan dalam bentuk lengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar