1. Nama tumbuhan
Nama daerah: Temu mangga (Jawa)
Nama asing: temu pauh (Malaysia), kha min khao (Thailand)
2. Klasifikasi tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku: Zingiberaceae
Marga: Curcuma
Jenis: Curcuma mangga Val.
3. Uraian tumbuhan
Habitus: Semak, tinggi 1-2 m.
Batang: Semu, tegak, lunak, batang di dalam tanah membentuk rimpang, hijau.
Daun: Tunggal, berpelepah, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing, panjang ± 1 m, lebar 10-20 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: terbelah, benang sari menernpel pada mahkota, putih, putik silindris, kepalaputik bulat, kuning, mahkota lonjong, putih.
Buah: Kotak, bulat, hijau kekuningan.
Biji: Bulat, coklat.
Akar: Serabut, putih.
Ciri khas tanaman ini adalah umbinya (yang berwarna kuning dan berbintik seperti jahe) memiliki bau khas seperti bau mangga.
4. Kandungan kimia dan Khasiat
Curcuminoid content yaitu sebesar 0.18-0.47% dideteksi menggunakan metode HPLC deteksi photodiode array (Bos et al., 2007).
Beberapa manfaat temu mangga sebagai obat tradisional diantaranya adalah sebagai obat mag, diare, penghilang nyeri saat haid, keputihan, serta mengobati jerawat dan bisul. Rimpang Curcuma mangga juga berkhasiat untuk mengecilkan rahim dan untuk penambah nafsu makan.
5. Penelitian Antikanker
Aktivitas kemoprevensi ekstrak temu mangga ditentukan berdasarkan pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode bilangan peroksida dan aktivitas glutathione-S-transferase (GST) pada medium kultur dan sel lisat (aktivitas GST total) sel Chang. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yang disebabkan oleh senyawa fenolik. Pemberian fraksi 4 dan fraksi 7 pada medium kultur sel Chang menunjukkan peningkatan aktivitas GST masing-masing sebesar 47 % dan 15 % dibandingkan dengan kontrol. Aktivitas GST total (GST sitosol dan GST mikrosomal) mengalami peningkatan ketika H2O2 dan Fe2+ diberikan ke dalam medium sel Chang sebagai inisiator radikal bebas. Penurunan aktivitas GST total terjadi ketika pada medium sel Chang diberikan tambahan fraksi 4 dan fraksi 7 ekstrak etanol dibandingkan dengan yang hanya diberikan H2O2 dan Fe2+ (Tedjo et al., 2005). mampu menekan terjadinya stres oksidatif yang dapat diamati mampu menginduksi aktivitas glutation-S-transferase (GST).
Daftar pustaka
Tedjo, A., Sajuthi, D., Darusman, LK., 2005, Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu Mangga, Makara, Kesehatan, Vol. 9, No. 2, 57-62.
Bos R, Windono T, Woerdenbag HJ, Boersma YL, Koulman A, Kayser O., HPLC-photodiode array detection analysis of curcuminoids in Curcuma species indigenous to Indonesia., Phytochem Anal. 2007 Mar;18(2):118-22
Kontributor:
Curcuma Mangga
Kunyit Putih
Kunyit putih (Curcuma Mangga) merupakan tumbuhan yang rimpangnya berbentuk spesifik dan dapat dibedakan dari rimpang tumbuhan kunyit-kunyitan lainnya. Kunyit putih mengandung senyawa kimia, seperti kurkuminoid dan minyak atsiri.Kunyit putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu di antara tumbuhan berkhasiat yang bisa diolah menjadi obat tradisional. Tumbuhan rimpang atau umbi-umbian. Selintas tumbuhan ini mirip dengan temu mangga, sebab warnanya sama-sama putih. Kunyit atau kunir putih juga berbeda dengan kunyit kuning yang berwarna kuning.Rimpang kunyit putih mempunyai bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak pedas dan dapat bertindak sebagai astringensia. Astringensia merupakan zat yang bekerja lokal yaitu dengan mengkoagulasi protein tetapi demikian kecil daya penetrasinya sehingga hanya permukaan sel yang dipengaruhi. Akibat dari aksi tersebut permeabilitas membran mukosa yang kontak dengan astringen menurun sehingga kepekaan bagian tersebut menurun pula (FTP UB, 2006).
Menurut Ningtyas (2008), kunyit putih (Curcuma Mangga) memiliki perawakan berupa herba setahun, dapat lebih dari 2 meter. Batang berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwarna coklat muda-coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatik. Daun tunggal, pelepah daun pembentuk batang semu berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Daun pelindung berjumlah banyak. Bunga majemuk, susunan bulir, di ketiak rimpang primer tangkai berambut. Kelopak berjumlah tiga daun, berwarna putih atau kekuningan, bagian tengah berwarna merah atau coklat kemerahan, 3-4 cm. Mahkota tiga daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Benangsari satu buah tidak sempurna, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16×10- 11,5 mm, tungkai 3-5 x 2-4 kepala sari, 6 mm. Serta memiliki Buah yang berambut rata-rata 2 cm.
Kandungan Kunyit Putih
Kunyit putih (Curcuma Mangga) mengandung zat warna kurkumin (diarilheptanoid), minyak atsiri, selain itu juga mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Kunyit putih (Curcuma Mangga) memiliki rasa yang pedas, hangat, dan memiliki bau yang aromatik. Rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) memiliki beberapa peran penting dalam pengobatan beberapa penyakit, antara lain: antikanker, antiradang (antiflogistik), melancarkan aliran darah, tonik pada saluran cerna, peluruh haid (emenagog) dan peluruh kentut. Selain itu berkhasiat untuk mengatasi memar, luka, keseleo, terantuk, terpukul, bisul (furunculus), bengkak, rematik, pegal linu, sengatan kalajengking atau ular (penawar racun/bisa), memulihkan tenaga sehabis melahirkan, menambah nafsu makan,menghilangkan nafas bau, cacingan, ambeien (hemorrhoids), demam, sakit gigi, jantung koroner, TBC, asma, radang saluran nafas (bronchitis), mencegah pembengkakan limpa dan mencegah kanker servik . Khasiat lainnya yaitu sebagai antiinflamasi, analgesik, antimikroba dan antikanker. Rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) dapat berkhasiat sebagai anti kanker, hal ini dapat diperoleh dari ekstrak etanol zat warna kuning kurkumin (demetoxycurcumin) pada rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga)(Ningtyas, 2008).
Kunyit putih (Curcuma Mangga) juga memiliki kandungan RIP (Ribosome Inacting Protein), zat antioksidan, dan zat antikurkumin. RIP dapat menonaktifkan pertumbuhan sel kanker, meluruhkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya, dan memblokir pertumbuhannya. Zat antioksidan berfungsi mencegah kerusakan gen, sementara zat antikurkumin berkhasiat sebagai antiradang. Selain itu, kunyit putih (Curcuma zedoaria) juga memiliki kandungan sesquiterpen berkhasiat antiradang(Trubus, 2010). Dosis yang tepat membuat tumbuhan obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun (Sari, 2006).
Mekanisme Kerja Kunyit Putih dalam Menekan Pertumbuhan Sel Kanker
Mekanisme kerja dalam menekan pertumbuhan sel kanker adalah sebagai berikut: rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) bersifat anti neoplastik merusak pembentukan ribosoma pada sel-sel kanker dan jaringan liar dengan cara meningkatkan pembentukan jaringan fibroblast di sekeliling jaringan kanker, lalu membentuk lapisan limfosit dalam sel-sel jaringan kanker dan membungkusnya, sehingga sel-sel jaringan kanker tersebut tidak dapat berkembang, akhirnya sel-sel kanker akan mati, dan tidak menimbulkan bahaya lagi (Najib, 2009).
Cara Penggunaan Kunyit Putih
Penggunaan rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) umumnya digunakan dengan cara direbus atau diseduh. Namun, cara ini kurang efektif dan efisien sehingga perlu pengembangan ke bentuk modern agar lebih praktis, seperti dibuat dalam sediaan kapsul yang mengandung ekstrak rimpang temu putih. Keunggulan dari ekstrak yang dibuat dalam sediaan kapsul lebih mudah diserap tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif pada jaringan tubuh. Pembuatan kapsul ditujukan untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua yang sukar menelan obat, serta dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit dari obat (Ningtyas, 2008).
Ekstrak rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) ini biasanya memiliki rasa yang pahit, sehingga untuk mengurangi rasa pahit tersebut dapat dikonsumsi dalam bentuk kapsul yang diberi tambahan bahan lain untuk memberikan rasa manis. Bahan-bahan yang digunakan biasanya adalah manitol, sorbitol, laktosa, dekstrosa dan glukosa. Namun dari beberapa bahan tambahan tersebut, yang paling efektif digunakan adalah sorbitol. Selain memberikan rasa manis, sorbitol juga memberikan rasa dingin, rendah kalori, dan tidak menyebabkan karies gigi (Ningtyas, 2008).
Kunyit putih (Curcuma Mangga) merupakan tumbuhan yang rimpangnya berbentuk spesifik dan dapat dibedakan dari rimpang tumbuhan kunyit-kunyitan lainnya. Kunyit putih mengandung senyawa kimia, seperti kurkuminoid dan minyak atsiri.Kunyit putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu di antara tumbuhan berkhasiat yang bisa diolah menjadi obat tradisional. Tumbuhan rimpang atau umbi-umbian. Selintas tumbuhan ini mirip dengan temu mangga, sebab warnanya sama-sama putih. Kunyit atau kunir putih juga berbeda dengan kunyit kuning yang berwarna kuning.Rimpang kunyit putih mempunyai bau khas aromatik, rasa agak pahit, agak pedas dan dapat bertindak sebagai astringensia. Astringensia merupakan zat yang bekerja lokal yaitu dengan mengkoagulasi protein tetapi demikian kecil daya penetrasinya sehingga hanya permukaan sel yang dipengaruhi. Akibat dari aksi tersebut permeabilitas membran mukosa yang kontak dengan astringen menurun sehingga kepekaan bagian tersebut menurun pula (FTP UB, 2006).
Menurut Ningtyas (2008), kunyit putih (Curcuma Mangga) memiliki perawakan berupa herba setahun, dapat lebih dari 2 meter. Batang berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwarna coklat muda-coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatik. Daun tunggal, pelepah daun pembentuk batang semu berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Daun pelindung berjumlah banyak. Bunga majemuk, susunan bulir, di ketiak rimpang primer tangkai berambut. Kelopak berjumlah tiga daun, berwarna putih atau kekuningan, bagian tengah berwarna merah atau coklat kemerahan, 3-4 cm. Mahkota tiga daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Benangsari satu buah tidak sempurna, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16×10- 11,5 mm, tungkai 3-5 x 2-4 kepala sari, 6 mm. Serta memiliki Buah yang berambut rata-rata 2 cm.
Kandungan Kunyit Putih
Kunyit putih (Curcuma Mangga) mengandung zat warna kurkumin (diarilheptanoid), minyak atsiri, selain itu juga mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Kunyit putih (Curcuma Mangga) memiliki rasa yang pedas, hangat, dan memiliki bau yang aromatik. Rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) memiliki beberapa peran penting dalam pengobatan beberapa penyakit, antara lain: antikanker, antiradang (antiflogistik), melancarkan aliran darah, tonik pada saluran cerna, peluruh haid (emenagog) dan peluruh kentut. Selain itu berkhasiat untuk mengatasi memar, luka, keseleo, terantuk, terpukul, bisul (furunculus), bengkak, rematik, pegal linu, sengatan kalajengking atau ular (penawar racun/bisa), memulihkan tenaga sehabis melahirkan, menambah nafsu makan,menghilangkan nafas bau, cacingan, ambeien (hemorrhoids), demam, sakit gigi, jantung koroner, TBC, asma, radang saluran nafas (bronchitis), mencegah pembengkakan limpa dan mencegah kanker servik . Khasiat lainnya yaitu sebagai antiinflamasi, analgesik, antimikroba dan antikanker. Rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) dapat berkhasiat sebagai anti kanker, hal ini dapat diperoleh dari ekstrak etanol zat warna kuning kurkumin (demetoxycurcumin) pada rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga)(Ningtyas, 2008).
Kunyit putih (Curcuma Mangga) juga memiliki kandungan RIP (Ribosome Inacting Protein), zat antioksidan, dan zat antikurkumin. RIP dapat menonaktifkan pertumbuhan sel kanker, meluruhkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya, dan memblokir pertumbuhannya. Zat antioksidan berfungsi mencegah kerusakan gen, sementara zat antikurkumin berkhasiat sebagai antiradang. Selain itu, kunyit putih (Curcuma zedoaria) juga memiliki kandungan sesquiterpen berkhasiat antiradang(Trubus, 2010). Dosis yang tepat membuat tumbuhan obat bisa menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun (Sari, 2006).
Mekanisme Kerja Kunyit Putih dalam Menekan Pertumbuhan Sel Kanker
Mekanisme kerja dalam menekan pertumbuhan sel kanker adalah sebagai berikut: rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) bersifat anti neoplastik merusak pembentukan ribosoma pada sel-sel kanker dan jaringan liar dengan cara meningkatkan pembentukan jaringan fibroblast di sekeliling jaringan kanker, lalu membentuk lapisan limfosit dalam sel-sel jaringan kanker dan membungkusnya, sehingga sel-sel jaringan kanker tersebut tidak dapat berkembang, akhirnya sel-sel kanker akan mati, dan tidak menimbulkan bahaya lagi (Najib, 2009).
Cara Penggunaan Kunyit Putih
Penggunaan rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) umumnya digunakan dengan cara direbus atau diseduh. Namun, cara ini kurang efektif dan efisien sehingga perlu pengembangan ke bentuk modern agar lebih praktis, seperti dibuat dalam sediaan kapsul yang mengandung ekstrak rimpang temu putih. Keunggulan dari ekstrak yang dibuat dalam sediaan kapsul lebih mudah diserap tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif pada jaringan tubuh. Pembuatan kapsul ditujukan untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua yang sukar menelan obat, serta dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit dari obat (Ningtyas, 2008).
Ekstrak rimpang kunyit putih (Curcuma Mangga) ini biasanya memiliki rasa yang pahit, sehingga untuk mengurangi rasa pahit tersebut dapat dikonsumsi dalam bentuk kapsul yang diberi tambahan bahan lain untuk memberikan rasa manis. Bahan-bahan yang digunakan biasanya adalah manitol, sorbitol, laktosa, dekstrosa dan glukosa. Namun dari beberapa bahan tambahan tersebut, yang paling efektif digunakan adalah sorbitol. Selain memberikan rasa manis, sorbitol juga memberikan rasa dingin, rendah kalori, dan tidak menyebabkan karies gigi (Ningtyas, 2008).
MANFAAT KUNIR PUTIH (Curcuma mangga VAL.)
1. MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH
2. MENCEGAH DAN MENGOBATI KANKER (kista atau tumor)
3. MENCEGAH
DAN MENGOBATI PERADANGAN (maag, ambeien, bronkhitis, amandel, keputihan, nyeri
haid, jerawat, diabetes dan asma)
4.
MENCEGAH DAN MENGOBATI PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN LEMAK
(darah tinggi, stroke, jantung, asam urat, penurun kolesterol)Mencegah
dan mengobati (Anonim, 1999):
Contoh:
1.
Kanker:
leher rahim, payudara, hati, otak, paru-paru, leukimia dan penyakit lain yang
berhubungan dengan kanker, kista dan tumor
2.
Peradangan:
maag, ambeien, tenggorokan, radang hati, bronkhitis, amandel, nyeri haid,
keputihan, jerawat atau bisul, diabetes dan asma
3.
Penyakit
yang berhubungan dengan lemak: darah tinggi, stroke, jantung, asam urat dan
menurut Dwiyati dan Agung (2004) kunir putih bermanfaat sebagai penurun
kolesterol
Kunir
Putih mempunyai:
a.
Aktivitas
antioksidan (Dwiyati dan Agung, 2004), mampu mencegah kerusakan gen
b.
Zat
kurkumin: guna anti peradangan
c.
Ribosome
Inacting Protein (Anonim, 1999) bermanfaat untuk:
1.
Menonaktifkan
perkembangan sel kanker (kista atau tumor)
2.
Merontokkan
sel kanker (kista atau tumor) tanpa merusak jaringan sekitarnya
3. Memblokir pertumbuhan sel kanker (kista atau tumor)
Nama ilmiah: Curcuma manggaNama daerah: kunyit putih, kunir putih, temu bayangan, temu poh (Jawa), temu pao (Madura), temu mangga, temu putih (Melayu), koneng joho, koneng lalap, konneng pare (Sunda)
Kandungan kimia dan efek farmakologis
Kunyit putih curcuma mangga, kaya akan kandungan kimia seperti tanin, kurkumin, amilum, gula, minyak asiri, damar, saponin, flavonoid, dan protein toksis yang dapat menghambat perkembangbiakan sel kanker. Kunyit putih jenis temu mangga ini rimpangnya mampunyai bau khas seperti mangga kweni. Tanaman ini banyak dimanfaatkan rimpangnya. Mempunyai khasiat antipiretik (penurun panas), antitoksik (menangkal racun), laksatif (pencahar), dan antioksidan. Khasiat kunyit putih dari temu mangga ini diantaranya, mengatasi penyakit kanker, sakit perut, mengecilkan rahim sesudah persalinan, menyempitkan organ kewanitaan, mengurangi lemak perut, menambah nafsu makan, menguatkan syahwat, mengatasi gatal-gatal pada vagina, gatal-gatal (pruiritis), luka, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis), demam, kembung dan masuk angin.
ALOCASI
A
MACRORRHIZ
A
SCHOT
T
Botan
l
Sinoni
m
Klasifikas
i
Divis
i
Su
b
divis
i
Kela
s
Bangs
a
Suk
u
Marg
a
Jeni
s
Nam
a
umum/dagan
g
Nam
a
daera
h
Sumater
a
Jaw
a
Bal
l
Nus
a
Tenggar
a
Sulawes
i
Maluk
u
Deskrips
i
Habitu
s
Batan
g
Dau
n
Bung
a
Bua
h
Bij
i
Aka
r
Khasia
t
Alocasi
a
alb
a
schott
;
A
.
bantamensi
s
Kds.
;
A
.
crassifoli
a
Engl
.
Spermatophyt
a
Angiosperma
e
Monocotyledona
e
Arale
s
Araccea
e
Alocasi
a
Alocasia
macrorrhiza
Schot
t
Sent
e
Bira
h
(Batak
)
Bira
h
(Minangkabau
)
Bi
o
(Nias
)
Sent
e
(Sunda
)
Sent
e
(Jawa
)
Bir
a
(Madura
)
Bia
h
Wi
a
(Bima
)
Mae
l
(Timor
)
Bir
a
(Makasar
)
Bira
h
(Manado
)
Lawir
a
(Bugis
)
Hil
a
(Ambon
)
Kih
a
(Halmahera
)
Kih
a
(Ternate
)
Herba
,
tahunan
,
tingg
i
1-
2
m
.
Tegak
,
tida
k
berkayu
,
buiat
,
puti
h
kekuningan
.
Tunggal
,
bentu
k
jantung
,
pangka
l
berlekuk
,
ujun
g
runcing
,
tep
i
rata
,
panjan
g
25-7
5
cm
,
leba
r
30-6
0
cm
,
hijau
.
Tongkol
,
silindris
,
d
i
ketia
k
daun
,
tangka
i
20-3
0
cm
,
ramping
,
hijau
.
Buni
,
diamete
r
+ 5
cm
,
hijau
.
Bula
t
panjang
,
beralu
r
membujur
,
hijau
.
Serabut
,
putih
.
Geta
h
tangka
i
dau
n
Alocasi
a
macrorrhiz
a
berkhasia
t
sebaga
i
oba
t
batuk
,
Untu
k
oba
t
batu
k
dipaka
i
lebi
h
kuran
g
1
0
tete
s
geta
h
tangka
i
dau
n
Alocasi
a
macrorrhiza
,
disedu
h
denga
n
1/
2
gela
s
ai
r
matan
g
panas
.
Hasi
l
seduha
n
diminu
m
sekaligus
.
Kandunga
n
klmr
a
Batan
g
da
n
tangka
i
dau
n
Alocasi
a
macrorrhiz
a
mengandun
g
saponin
,
tlavonoid
a
da
n
polifenol
,
sedan
g
rimpangny
a
mengandun
g
saponin
.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar